Berita kami

Penyuluhan tentang Penyakit Menular TBC

28 July 2021 Penyuluhan

Rabu 28 Juli telah dilaksanakan penyuluhan dalam Gedung dengan tema kenali TBC oleh pemegang program P2 yaitu perawat Nur Anis Widyastuti, AMK. Penyuluhan ini dilaksanakan di ruang tunggu pendaftaran dengan sasaran yaitu  pengunjung Puskesmas Boyolali II.

Dalam kesempatan kali ini petugas menyampaikan informasi terkait ap aitu TBC, penyebab TBC, Gejala, penularan, pengobatan dan efek samping obat. Pertama-tama yaitu petugas memberikan informasi untuk mengenal apa itu TBC. TBC/tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman TBC paling sering menyerang paru-paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, kulit dan lain-lain.

TBC ini bergejala utama yaitu :

  1. batuk terus-menerus (berdahal maupun tidak berdahak)
  2. demam meriang berkepanjangan,
  3. sesak nafas dan nyeri dada,
  4. berat badan turun,
  5. kadang dahak bercampur darah,
  6. nafsu makan menurun dan
  7. berkeringan di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan.

Penularan TBC terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TBC yang batuk tanpa menutup mulut lalu terhirup. Pemeriksaan TBC dapat dikertahui dengan cara:

  1. Melalui pemeriksaan dahak
  2. Kuman TBC dilihat dengan mikroskopis/mesin TCM
  3. Dibutuhkan 2 kali pengambilan dahak pasien saat datang ke layanan dan pagi setelah bangun tidur
  4. Petugas bisa menambahkan informasi fasilitas pemeriksaan yang ada di layanannya, mikrosop/TCM.

Penularan TBC bisa dicegah dengan cara:

  1. Minum obat teratur. Setelah 2 minggu minum obat, maka jumlah kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang lain,
  2. Pasien TBC harus menutup mulutnya pada waktu batuk atau bersin.
  3. Tidak membuang dahak sembaragan. Membuang dahak di tempat khusus dan tertutup seperti ke lubang WC atau wastafel dengan mengalirkan atau menyiram air pada dahak yang telah dibuang.
  4. Rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik agar sirkulasi udara berjalan lancar dan ruang/kamar mendapatkan cahaya matahari.

Apabila menderita TBC/sudah tertular TBC maka harus segera melakukan pengobatan dengan cara:

  1. Pasien dibrikan obat selama 6-8 bulan, diminum secara teratur, sesuai dengan dosis yang diberikan dan sebaiknya obat diminum dalam keadaan perut kosong di pagi hari.
  2. Tahap pemberian obat awal yaitu selama 2 bulan/3 bulan diminum setiap hari. Tahap lanjutan yaitu 4 bulan diminum 3x/minggu
  3. Bila tidak patuh dapat menyebabkan pasien menjadi resistan terhadap Obat Anti TBC (OAT) atau yang paling parah menyebabkan kematian
  4. Obat TBC gratis disediakan oleh pemerintah, dapat diperoleh di Puskesmas, Fasyankes lainnya (petugas dapat memberikan informasi Fasyankes yang menyediakan obat TBC gratis dan berkualitas)

Namun dalam pemberian obat, ada Sebagian pasien TBC yang mengalami efek samping ringan yaitu:

  1. Hilang nafsu makan, mual dan sakit perut
  2. Nyeri sendi
  3. Kesemutan sampai rasa terbakar di kaki
  4. Warna kemerahan pada air senin (urine), jika ini terjadi tidak apa-apa.

Jika timbul gejaka tersebut, pasien tidak boleh berhenti minum obat anti TBC tetapi minta pertolongan kepada petugas Kesehatan atau dokter setempat.

Tetapi jika setelah minum obat anti TBC timbul gejala lain seperti:

  1. Gatal-gatal dan warna kemerahan pada kulit
  2. Gangguan keseimbangan tubuh
  3. Gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran
  4. Kulit kuning tanpa penyebab lainnya

Maka pasien harus segera datang kepada petugas Kesehatan atau dokter di Fasyankes setempat.

BAGIKAN ARTIKEL INI