Berita kami

Cara Menyusui Bayi dan Menyimpan ASI, Ibu harus tahu!

08 December 2021 Penyuluhan

Rabu, 08 Desember 2021 telah dilaksanakan penyuluhan dalam gedung oleh Bidan Rinawati di Ruang tunggu pelayanan KIA-KB dengan tema Ibu Menyusui. Penyuluhan kali ini disampaikan dengan media buku KIA. Petugas memberikan pengetahuan tentang cara menyusui yang benar yaitu dengan:

  • Menyusui sesering mungkin/semau bayi (8-12 kali sehari atau lebih)
  • Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, ibu membangunkan lalu disusui
  • Ibu menyusui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi lain
  • Apabila bayi sudah kenyang, tetapi payudara masih terasa penuh/kencang, maka payudara perlu diperah, dan ASI disimpan. Hal ini bertujuan untuk mencegah mastitis dan menjaga pasokan ASI

Posisi menyusui yang benar yaitu kepala dan badan bayi membentuk garis lurus, wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting susu, badan bayi dekat ke tubuh ibu dan ibu menggendong/mendekap badan bayi secara utuh.

Petugas juga menghimbau ibu-ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif selama 6 bulan dikarenakan makanan terbaik bagi bayi yaitu ASI, apabila ibu tidak dapat setiap saat mendampingi anak maka Ibu harus memerah ASI dan menyimpannya untuk diberikan diwaktu nanti. Menyimpan ASI yaitu dengan memerah ASI lalu disimpan di tempat ASI yang aman (bisa menggunakan plastik ziplock) lalu disimpan di kulkas agar tidak basi. ASI yang disimpan dalam kulkas dapat bertahan selama 2-3 hari, sebelum diberikan kepada bayi, ASI harus direndam dalam wadah hangat berisi air hangat. Media perendaman dapat menggunakan gelas kaca/keramik dan mangkok kaca/keramik dan jangan menggunakan bahan dari plastik atau melamin serta ASI tidak boleh direbus. Jadi dengan metode ini tidak menjadi alasan bagi Ibu untuk tidak memberikan ASI kepada anaknya sehingga dapat terlaksana pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Semoga dengan diberikannya penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam cara menyusui dan tercapainya Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Boyolali II.

 

BAGIKAN ARTIKEL INI